Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Malam Terakhir di Panti Asuhan Kuno




Panti Asuhan Kuno, sebuah bangunan tua yang berdiri megah di tengah hutan, telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. Cerita-cerita mistis mengelilingi tempat tersebut, dan konon, malam terakhir sebelum ditutup, akan terjadi peristiwa aneh yang tidak bisa dijelaskan. Seorang penulis muda bernama Riza, penuh rasa penasaran, memutuskan untuk menghabiskan malam terakhir di panti asuhan itu untuk mengungkap misteri yang menyelimuti tempat tersebut.

Begitu malam tiba, Riza memasuki Panti Asuhan Kuno dengan perasaan gugup dan penasaran. Bangunan tua itu terasa seolah-olah menyimpan banyak cerita yang ingin diungkap. Meskipun suasana hening dan gelap, Riza terus menjelajahi setiap sudut ruangan dengan senter yang dipegang erat.

Di dalam, Riza merasa adanya kehadiran yang tak terlihat. Suara langkah kaki yang ringan dan bisikan-bisikan lembut terdengar di sekitarnya. Meskipun terkadang merasa ketakutan, keingintahuannya membawa Riza untuk terus melanjutkan perjalanan di malam yang semakin larut.

Saat mencapai ruang makan panti asuhan, Riza terkejut melihat meja makan yang terhias dengan lilin-lilin tua menyala. Bau makanan yang harum menguar di udara, seolah-olah malam itu adalah malam perayaan di panti asuhan tersebut. Namun, Riza sadar bahwa tidak ada satu pun penghuni panti asuhan yang tinggal di sana.

Sambil mencoba memahami kejadian aneh tersebut, Riza melanjutkan perjalanannya menuju lantai atas. Di koridor gelap, dia mendengar suara tawa anak-anak yang riang, seakan-akan anak-anak tersebut sedang bermain. Tetapi, ketika dia berusaha mencari sumber suara, semuanya kembali hening.

Riza memutuskan untuk masuk ke kamar tidur anak-anak. Di dalamnya, dia menemukan mainan-mainan tua yang tergeletak di lantai dan sejumlah tempat tidur yang berderet rapi. Saat dia menyapu pandangannya ke sekeliling kamar, dia melihat bayangan-bayangan anak-anak yang berlarian dan tertawa di sekelilingnya.

"Sesuatu yang tidak manusiawi pasti terjadi di sini," pikir Riza.

Riza melanjutkan eksplorasinya menuju ruang tengah, tempat yang konon menjadi pusat kegiatan anak-anak di panti asuhan. Di sana, dia menemukan buku catatan lama yang mengisahkan kehidupan anak-anak yatim piatu di masa lalu. Kehidupan mereka yang penuh kesulitan dan rasa kehilangan tergambar dengan jelas di halaman-halaman catatan tersebut.

Tiba-tiba, suasana berubah. Senter Riza padam dan ruangan menjadi sangat gelap. Terdengar suara tangisan anak-anak dan bisikan yang berkata, "Jangan biarkan kami dilupakan."

Riza berusaha menyalakan kembali senternya, namun gagal. Dia merasakan kehadiran anak-anak di sekitarnya, dan walaupun tak terlihat, dia bisa merasakan sentuhan dingin dan hangat di sekitarnya.

Dengan rasa haru, Riza berbicara, "Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, tetapi kalian tidak sendiri. Aku akan mencoba untuk menyampaikan kisah kalian kepada dunia."

Setelah kata-kata tersebut terucap, suasana kembali normal. Senter Riza menyala kembali, dan bangunan tua itu kembali sepi. Namun, Riza merasa seolah-olah ada beban yang terangkat dari pundaknya.

Malam itu, Riza meninggalkan Panti Asuhan Kuno dengan hati yang berbeda. Dia yakin bahwa kisah anak-anak yatim piatu yang dulu tinggal di sana harus diabadikan agar tidak dilupakan. Riza menuliskan pengalamannya di dalam sebuah buku, dan dari saat itu, Panti Asuhan Kuno menjadi bukan hanya tempat berhantu, tetapi juga saksi bisu dari kehidupan anak-anak yang pernah tinggal di sana.

Post a Comment for "Malam Terakhir di Panti Asuhan Kuno"